[Intro] (seruling bambu dan kicauan burung) [Verse 1] Di rumah kecil di tengah kebun, Hidup seorang pria sederhana, Dengan istri cantik penawar lara, Dua putra harapan masa depan mereka. [Verse 2] Yang satu menimba ilmu di pesantren, Yang kecil ceria di bangku madrasah, Di dekatnya seekor harimau jinak, Penjaga setia, teman sejati keluarga. [Chorus] Walau ladang sering gagal panen, Dia tetap bersyukur tanpa beban. Rezeki Tuhan selalu ada, Hati tulusnya tak kenal putus asa. [Verse 3] Hari-hari berlalu dengan kerja keras, Mencangkul tanah, menanam harapan, Hujan kadang datang tanpa janji, Namun ia tahu Tuhan punya rencana pasti. [Verse 4] Di malam sunyi ia berdoa lirih, Bersama keluarga penuh cinta kasih, Bukan kemewahan yang ia damba, Hanya ketenangan di dalam jiwa. [Chorus] Walau ladang sering gagal panen, Dia tetap bersyukur tanpa beban. Rezeki Tuhan selalu ada, Hati tulusnya tak kenal putus asa. [Bridge] Ladang kering, harimau pun menatap, Seakan berkata, 'Jangan menyerah!' Di balik lelah, ada rahmat, Di tiap tetes peluh, ada nikmat. [Outro] Rumah kecil itu penuh bahagia, Meski sederhana, cinta menyala. [Ending] (seruling bambu dan kicauan burung)